Jumat, 24 Februari 2017


SIAPA JOKOWI DAN BERAPA BANYAK PENGHARGAAN YANG DIRAIH



Nama Lengkap                : Ir .H. Joko Widodo

Tempat Tanggal Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961

Agama                           : Islam

Nama sapaan              : Jokowi

Kewaraganegaraan          : Indonesia

Hoby                              : membaca dan traveling

Profesi                           : Pengusaha politikus

Zodiak                           : Gemini


Pendidikan Jokowi




  • SMP Negeri 1 Surakarta
  • SMA Negeri 6 Surakarta
  • Universitas Gajah Mada (UGM) fakultas kehutanan

Karir Jokowi




  • Walikota surakarta (2005-2012)
  • Gubernur Jakarta (2012-2014)
  • Presiden Republik Indonesia Sekarang
  • Pengusaha Mebel Dan Pertamanan


Penghargaan Jokowi



  • Bintang Jasa Utama  - Presiden Republik Indonesia
  • Piala CItra Bakhti Abdi Negara  (2008-2009-2010) - Presiden Republik Indonesia
  •  Agen Of Change Kemandirian - Dompet Dhuafa
  • DEmocracy Award : Manusia Bintang - RMOL
  • DEcade Award : Rissing Leader - Men's Obsessions
  • E- Government - Kemkominfo
  • Adiupaya Puriutama - Kemenpera
  • Best City Award - Delgosea
  • Pengendali Inflasi - Bank Indonesia
  • Tata Ruang Terbaik Seindonesia - Kementrian PU
  • Top 50 Leaders dari Fortune
  • Indeks pembangunan ketenagakerjaan - Kemennaker
  • Bung Hatta Anti Coruption Award - Meutia Hatta
  •  Anti Gratifikasi - KPK
  • Program Perlindungan anak - UNICEF tahun 2006
  • Walikota Terbaik no 3 Dunia - The City Mayors  Foundation
  • Sosial Media Award - MAjalah Marketing dan Frontier consulting group
  • 10 Tokoh Pilihan Tahun 2008- TEMPO
  • Tokoh Pluralis Tahun 2013 - dari Lembaga Pemilih Indonesia
  • Tokoh Seputar Indonesia Tahun 2013 - Anugerah Seputar Indonesia
  • Good Governance Award (20 september 2012) - Soegeng Soerjadi
  • Pencapaian Target MDGs untuk program KJP dan KJS - Bappenas
  • Pangripta Nusantara Utama - Bappenas
  • Nominasi Words Mayor tahun 2012


DARIMANA ASAL MULA NAMA BANYUMAS



Asal Nama Banyumas – Diceritakan, bahwa Adipati Wirasaba yang bernama Wargautama I (satu) memerintah rakyat Kadipaten Wirasaba dengan arif dan bijaksana. Keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan membuat rakyat Kadipaten Wirasaba hidup makmur, aman dan damai. Sepeninggal Raden Wargautama I, kedudukan digantikan oleh menantunya, Raden Bagus Mangun atau Raden Semangun, yang disebut juga Joko Kaiman, Putra Raden Banyaksosro. Raden Mangun disebut Raden Wargautama II (dua).
Adipati Wargautama II membagi tanah Kadipaten Wirasaba menjadi empat bagian untuk diserahkan kepada empat orang putranya. Sejak itu beliau dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat artinya adipati yang membagi empat. Di kemudian hari keempat daerah ini dikenal dengan istilah Catur Tunggal.
Tanah tersebuat di sebelah barat daya Desa Kejawar. Di sana terdapat pepohonan yang bernama pohon tembangan. Warnanya seperti emas.
Dengan berbagai pertimbangan dan saran dari para cerdik pandai, akhirnya Adipati Mrapat memutuskan untuk malaksanakan apa yang diwangsitkan, yaitu membuka hutan. Berangkatlah Adipati Mrapat dengan rakyatnya yang setia dan siap berjuang membuka daerah permukiman baru. Tidak terhitung berapa lamanya membuka hutan, akhirnya selesai dan kota pun menjelma atau terwujud.
Setelah Adipati Mrapat wafat digantikan putranya secara turun temurun. Berturut turut antara lain R. Ng Mertasure i, R. Ng Mertayuda dan seterusnya.
Cerita kedua menyebutkan bahwa ketika rakyat membangun pusat pemerintah kebetulan ada kayu besar hanyut di Sungai Serayu. Kayu itu bernama pohon “Kayu Mas“. Kayu itu berasal dari Desa Karangjambu, Kecamatan Kejobong, Kawedan Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Anehnya, kayu itu berhenti tepat di lokasi pembangunan. Adipati Mrapat tersentuh hati melihat kejadian itu. Lalu diambilah kayu tersebut. Kemudian djaikan saka guru Balai Si Panji. Karena kayu itu bernama kayu mas yang hanyut terbawa arit, maka pusat pemerintahan yang dibangun tadi diberi nama “Banyumas” (air dan kayu mas).
Cerita ketiga adalah bahwa dalam sejarah Toyamas disebutkan bahwa nama Banyumas adalah berhentinya Adipati Mrapat dalam perjalanan mudik dari Wirasaba. Pada saat itu ia melalui Kali Rukmi atau Kali Mas. Bersama para Nayaka Praja dan Prajuritnya, ia berhenti di pertemuan Sungai Mas dengan sungai yang lain. Disitu Adipati Mrapat membuat psenggrahan yang kemudian diberi nama Banyumas.
Cerita keempat menyebutkan bahwa nama Banyumas berasal dari kata banyu dan emas. Kata-kata itu diceritakan oleh penduduk daerah tersebut secara bersaut-sautan. Konon sebelum nama Banyumas daerah itu disebut Selarong. Kala itu Selarong kedatangan seorang tamu dengan menunggang kuda. Selama di Selarong, tamu itu bertingkah laku aneh, berbeda dengan adat istiada setempat. Oleh karena itu, penguasa praja mengambil tindakan pengamanan. Tamu dimasukkan dedalam bui atu penjara.
Pada saat itu kota Selarong sedang dilanda kemarau panjang. Sumur-sumur kering. Aliran Sungai Serayu surut. Untuk mendapatkan air sangat susah. Penduduk harus membuat belik-belik di pinggir sungai. Sejak tamu itu dimasukkan ke dalam penjara secara kebetulan tampaklah awan hitam di langit. Lama-kelamaan berubah menjadi mendung. Suasana pun menjadi gelap dan akhirnya turunlah hujan dengan lebatnya. Bukan main gembiranya penduduk Selarong. “Banyu…Banyu…Banyu...” dan yang lain berteriak kata-kata “Banyu Emas“. Banyu Mas artinya air yang sangat berharga bagaikan emas. Sejak saat itulah kota Selarong berganti nama menjadi Banyumas sampai sekarang.
Sejak kejadian itu, penguasa melepaskan tamu itu dari penjara, dengan pertimbangan keadaan mulai tenang. Setelah dibebaskan tamu itu langsung pergi ke Desa Dawuhan. Di sana ia berguru kepada orang sakti bernama Embah Galagamba atau biasa disebut Ki Glagah Amba. Kedua orang itu tinggal di Padepokan Dawuhan hingga akhir hayatnya. Embah Glagah dan muridnya dimakamkan di Dawuhan.
Itulah beberapa cerita asal usul nama Banyumas. Bukan tidak mungkin cerita asal usul nama Banyumas masih banyak yang belum ditulis atau dibukukan.

SIAPA CAK NUN SEBENARNYA





Nama Lengkap : Emha Ainun Nadjib
Alias : Cak Nun
Profesi : Budayawan
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jombang, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Rabu, 27 Mei 1953
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

Istri : Novia S. Kolopaking
Anak : Sabrang Mowo Damar PanuluhAinayya Al-FatihahAqiela Fadia HayaJembar Tahta AunillahAnayallah Rampak Mayesh

BIOGRAFI
Emha Ainun Nadjib atau yang lebih akrab dengan panggilan Cak Nun merupakan budayawan dan intelektual muslim asal Jombang, Jawa Timur. Anak keempat dari 15 bersaudara ini pernah menjalani pendidikan di Pondok Modern Gontor-Ponorogo dan menamatkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Namun pendidikan formalnya di UGM, tepatnya di Fakultas Ekonomi, hanya mampu Cak Nun selesaikan 1 semester saja.

Sebelum menikah dengan Novia Kolopaking, Cak Nun pernah menukah dan dikaruniai seorang anak yang merupakan vokalis dari grup band Letto, Noe. Sedangkan dari pernikahannya dengan Novia, Cak Nun dikaruniai empat anak.

Pada bulan Maret 2011, Cak Nun memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, Penghargaan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada seseorang yang memiliki jasa besar di bidang kebudayaan dan mampu melestarikan kebudayaan daerah atau nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Cak Nun belajar sastra pada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius, dengan merantau di Malioboro, Yogyakarta antara tahun 1970-1975. Ia pun gemar menekuni beberapa pementasan teater yang berhasil digelarnya. Cak Nun juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, AS (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).

Selain teater, Cak Nun juga adalah seorang penulis buku dan aktif di kelompok musik arahannya, Musik Kiai Kanjeng, yang selalu membawakan lagu-lagu sholawat nabi dan syair-syair religius yang bertema dakwah. Selain itu, Cak Nun rutin menjadi narasumber pengajian bulanan dengan komunitas Masyarakat Padang Bulan di berbagai daerah.
PENDIDIKAN
  • SD, Jombang (1965)
  • SMP Muhammadiyah, Yogyakarta (1968)
  • SMA Muhammadiyah, Yogyakarta (1971)
  • Pondok Pesantren Modern Gontor
  • Fakultas Ekonomi UGM (tidak tamat)
KARIR
  • Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970)
  • Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976)
  • Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta)
  • Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng
  • Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media
PENGHARGAAN
  • Maret 2011, menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
SOCIAL MEDIA
www.kiaikanjeng.com

PERSIDANGAN HABIB RISIEQ VS AHOK SELASA DEPAN


Jakarta - Jaksa Penuntut Umum (JPU) sidang kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memanggil imam besar FPI Habib Rizieq Syihab. Pemanggilan itu ditujukan untuk mendengar keterangan Rizieq sebagai ahli bidang agama Islam.

Dilihat detikcom dari surat panggilan ahli yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, Sabtu (25/2/2017) tertulis Habib Muhammad Rizieq Syihab alias Moh Rizieq sebagai guru agama Islam diminta untuk menghadap JPU Diky Oktavian di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Auditorium Gedung Kementerian Pertanian, Jalan RM Harsono nomor 3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Selasa 28 Februari 2017 mendatang.

Dalam surat itu disebut Rizieq sebagai kandidat doktor di University Sains Malaysia. Surat pemanggilan tersebut telah dikirim dan diterima oleh tim advokasi GNPF MUI pada Kamis, (23/2) lalu.

Sebagaima informasi, sidang ke-11 dugaan penistaan agama dengan terdakwa Ahok pada Selasa (21/2) lalu ditunda hingga Selasa (28/2) pekan depan. Sidang tersebut diskors sekitar pukul 22.30 WIB oleh hakim setelah mendengar keterangan dari tiga orang ahli.

Hakim juga memberi kesempatan kepada jaksa penuntut umum untuk menghadirkan lima orang saksi ahli yang belum hadir dalam dua kali sidang mendatang. Saat itu jaksa mengaku akan mendiskusikan siapa saja ahli yang akan dihadirkan pada sidang ke-12 nanti.

Pada sidang tersebut ahli pertama merupakan ahli agama dari PBNU Miftahul Ahyar yang menyebut kata 'aulia' dalam surat Al-Maidah ayat 51 dapat diartikan sebagai pemimpin. Setelah itu, Miftahul ditanyai mengenai pemimpin seperti apa yang dimaksud dalam ayat tersebut.

Ahli kedua, Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas menjadi ahli agama yang dihadirkan jaksa dalam lanjutan sidang tersebut. Dia mengaku diminta menonton video pidato Ahok saat di Kepulauan Seribu. Saat itu video yang ditonton berdurasi sekitar 30 menit.

Ahli pidana dari Universitas Islam Indonesia Mudzakir menyebut setidaknya ada tiga hal yang dianalisis dari video pidato Ahok di Kepulauan Seribu. Hal pertama terkait dengan frasa 'jangan percaya pada orang', kedua 'maka kami nggak memilih saya kan', dan yang ketiga 'dibohongi pakai Al-Maidah 51'.

Sebenarnya ada empat orang saksi ahli yang direncanakan untuk didengarkan keterangannya pada sidang ke-11 lalu. Namun salah satu saksi ahli pidana, yaitu Abdul Chair Ramadhan, tidak dapat hadir dalam persidangan itu. 
(HSF/hri)

Kamis, 23 Februari 2017

JANGAN REMEHKAN GADIS DESAKUMEREKA BISA MENJADI POWER RANGER APABILA SAATNYA DIBUTUHKAN



Dari A'isyah Ra., ia berkata  : "Ya Rosululloh, wanita harus diminta izinnya dalam perkawinannya?

"Jawab Nabi Saw, :"Ya."Ditanya : "Gadis jika ditanya malu , maka tetap diam." Jawab Nabi Saw ,: "Diam berarti memberi izin ."  (HR. Bukhari dan Muslim)



HARAPAN TERHADAP RAHMAT ALLOH



Rahmat-KU meratai apa saja (yang ada di bumi, baik itu orang kafir maupun orang mukmin). (QS. AL-A'raf : 156)
kucing merupakan  binatang yang paling bersahabat dengan manusia setujukah anda?
like jika setuju atau komen jika tidak sependapat
semua akan indah pada waktunya